Kamis, 21 November 2013

FENOMENA KETERTARIKAN INTERPERSONAL MELALUI INTERNET

NAMA : EVA JAYANTI RUSPITA
KELAS : 2PA08
NPM: 12512573


  Dewasa ini banyak sekali orang yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi berhubungan jarak jauh. Penggunaan komunikasi jarak jauh melalui internet ini digunakan banyak orang awalnya melalui email atau chatting. Namun, sekarang semenjak adanya situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter penggunaan komunikasi jarak jauh dengan banyak orang menjadi lebih mudah. Adanya situs jejaring sosial ini digunakan orang-orang sebagai sarana mencari teman sebanyak-banyaknya mulai dari teman lama hingga teman-teman yang baru dikenal.
Situs jejaring sosial saat ini banyak sekali digunakan oleh anak kecil, remaja, sampai orang dewasa. Sudah hampir setiap hari orang mengakses kegiatan mereka melalui jejaring sosial. Mereka memanfaatkan jejaring sosial  sebagai sarana yang mempermudah pertemanan. Namun, saat ini penggunaannya bukan hanya digunakan untuk mencari teman saja, tetapi bisa juga mencari pasangan hidup.
  Hubungan interpersonal adalah hubungan (yang relatif) jangka panjang antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada emosi, ketertarikan, kesamaan minat, interaksi-interaksi sehari-hari, dan sebagainya. Hubungan interpersonal meliputi keluarga, teman, pacar, pasangan seumur hidup, kenalan, teman kerja, dan lingkungan sekitar seperti tetangga. Hubungan interpersonal dapat diatur mulai dari kesepakatan bersama, adat, sampai hukum.
Dahulu, jika kita menjalin pertemanan dengan orang, kita harus berada di tempat itu juga dan bertatap muka. Yang terjadi sekarang adalah meningkatnya hubungan dengan konteks virtual, dimana kita dapat berinteraksi dengan orang di dunia maya, tanpa batas tempat dan waktu, dan tidak bertatap muka, dan hal ini dapat kita temukan di Twitter. Ada semacam ikatan yang kuat antara pertemanan dunia nyata dan dunia maya, yaitu ketika kita berteman dengan seseorang di dunia nyata, kita pun harus berteman dengan mereka di dunia maya (Twitter). Ketika kita bermain Twitter, ada semacam peraturan tidak tertulis bahwa kita harus mengikuti teman-teman terdekat kita atau setidaknya orang yang kita kenal. Pemikiran ini, menariknya, sudah terbentuk di dalam kepala masing- masing pengguna Twitter. Twitter bukan lagi menjadi alat yang hanya menyediakan informasi, tetapi sudah menjadi semacam alat pengatur hubungan kita dengan orang lain.
Meskipun teknologi semakin maju dan memudahkan manusia untuk berteman tanpa harus bertatap muka atau bertemu sebelumnya, hubungan dalam dunia maya ini memiliki beberapa hambatan. Hambatan-hambatan itu adalah sebagai berikut:
1. Norma dan Etika yang Kurang Berlaku
Sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah banyak kita lihat seorang pengguna internet yang terlalu frontal dalam memberikan komentar-komentarnya dijejaring sosial, saya ambil contoh seperti disitus yahoo.com. berbagai macam orang berkomentar dengan mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan disitu. Jadi sang pengguna ini telah melanggar norma dan etika yang berlaku.
2. Adanya Identitas Palsu
Seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya sendiri. Seperti dalam facebook ataupun twitter dan jejaring social lainnya seseorang menggunakan nama lain, tanggal lahir yang tidak sesuai bahkan ada yang menuliskan status-status yang aneh atau kita bisa sebut “ALAY”. Dan pemalsuan identitas ini biasanya dilakukan hanya karna ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang-orang sekitarnya.
3. Kurang Terjaminnya Komitmen
Setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.

B. Perilaku Negatif Yang Dapat Timbul Dari Interpersonal Online Relation
Cyber Cheating
Cyber cheating atau perselingkuhan ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Dahulu, bila bicara selingkuh umumnya dimaksudkan adalah pertemuan dua lawan jenis secara rahasia, telepon sembunyi-sembunyi, dan memesan kamar hotel dengan nama samaran. Tetapi dalam dunia modern, perselingkuhan bukan hanya soal itu saja, ada juga disebut perselingkuhan maya (virtual adultery). Contoh kasus: Suatu ketika ada seorang Ibu A datang ke sebuah kantor  untuk minta konseling. Ia mencurigai bahkan menuduh suaminya berselingkuh. Dan perselingkuhan itu awalnya terjadi lewat perkenalan dunia maya yaitu media sosial facebook. Sekarang suaminya mulai kecanduan duduk di depan komputer sampai larut malam, dan mulai dingin kepada dirinya. Bahkan sudah berbohong dan sering keluar malam pada waktu-waktu tertentu di mana ternyata suami saling berkomunikasi via telepon dengan pasangan selingkuh dari dunia maya.
Cyber Flirting
Cyber Flirting adalah merayu atau menggoda yang dilakukan dalam dunia maya. Dikategorikan negatif karena terkadang si penggoda tidak menggunakan bahasa yang baik atau bahkan si penggoda ini adalah penyamar pada suatu akun. Maksudnya, karna banyak terjadi penipuan identitas pada dunia maya, bisa jadi si penggoda ini menggunakan akun teman atau bahkan musuhnya untuk menggoda orang lain (bisa dalam jejaring sosial atau game online). Hal itu bisa membuat masalah pada pemilik akun aslinya. Atau jika si penggoda menggunakan akun dirinya sendiri pada jejaring sosial lalu menggoda orang lain yang ternyata telah memiliki pasangan, mungkin dia akan mendapatkan masalah dari pasangan orang yang telah dia goda, tidak menutup kemungkinan si penggoda ini akan di bully atau tindakan yang tidak wajar lainnya.

Contoh kasus:
Ketika kasus penculikan berawal dari sebuah perkenalan di facebook melalui chat , sang  pelaku yang mengirimkan stimulus (S) kepada korban nya berupa janji – janji bahwa akan dibelikan sebuah hp bagus langsung saja diterima secara mentah – mentah oleh korban tanpa berfikir dulu apakah janji tersebut benar  ( R ) atau hanya sebuah cara untuk mengelabui korban agar dia percaya bahwa janji yang diberikan benar adanya.
Disini korban tampak tidak berdaya karena informasi yang diberikan diterima nya secara langsung saat dia berinteraksi dengan orang lain di dunia maya. Hal seperti ini berkaitan juga dengan teori jarum hipodermik, dimana pesan atau informasi yang diterima saat berinteraksi dengan orang lain di dunia maya menimbulkan efek yang kuat, langsung dan terarah sehingga komunikan menerima begitu saja pesan – pesan yang diberikan oleh orang yang sedang berinteraksi dengan nya di dunia maya tanpa ada pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu. Informasi – informasi yang diberikan pelaku akan membuat korban senang dan pecaya kepada pelaku tersbut, kemudian setelah percaya pelaku akan mengajak nya pergi ke suatu tempat, karena korban sudah percaya maka korban mau begitu saja bertemu dengan pelaku yang katanya akan memberikan hp baru kepada korban.
Saat bertemu tersebut pelaku akan membawa atau menculik korban yang sudah percaya bahwa dia akan diberikan hp tersebut.



http://silakan-klik.blogspot.com/2011/12/kasus-penculikan-melalui-facebook.html
http://naza-blog.blogspot.com/2012/01/kemajuan-internet-dalam-hubungan.html
http://sluhur.blogspot.com/2012/10/fenomena-interpersonal-di-internet.html
http://vennababysoraya.wordpress.com/2013/11/17/tugas-6/
http://myblogdalyana.blogspot.com/2012/04/fenomena-tentang-perselingkuhan-di.html