Senin, 27 Oktober 2014

Review Jurnal Psikologi Manajemen


Nama: Eva Jayanti Ruspita
NPM: 12512573
Kelas: 3PA08

REVIEW JURNAL
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA
PADA PT HKS
Karya: Annisa Wijayanti, Supra Wimbarti
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Jurnal: Jurnal Psikologi Undip
Volume: Vol. 11 No. 2
Tahun: Oktober 2012

A.    LATAR BELAKANG
Penilaian kerja menurut pendapat Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p382) pada dasarnya adalah proses mengevaluasi kinerja karyawan, seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain.
Penggunaan sistem penilaian kinerja antara lain adalah dapat membuat keputusan yang lebih baik, kepuasan dan motivasi karyawan yang lebih tinggi, komitmen yang lebih kuat terhadap perusahaan, sehingga perusahaan bisa menjadi lebih efektif (Steensma & Visser, 2007). Penilaian yang efektif memiliki lima kriteria yaitu validitas yang dapat terlihat dari faktor-faktor penilaian, reliabilitas atau konsistensi penilaian, diskriminatif atau dapat membedakan hasil penilaian, bebas bias, dan relevan atau sesuai dengan situasi serta kondisi kinerja (Kane & Lawler, 1982).
Sistem penilaian kinerja terkadang dapat berjalan tidak lancar, salah satu sebabnya adalah tidak adanya rasa memiliki karena karyawan tidak dilibatkan dalam proses sehingga mereka tidak terlatih, serta perbedaan kredibilitas atasan sebagai penilai (Gabris & Ihrke, 2000; Grote, 2002). Di sisi lain faktor subjektivitas seperti diskriminasi dalam lingkungan kerja, budaya, ras, jenis kelamin, struktur organisasi, stereotip umum, distorsi persepsi, dan perilaku sosial juga dapat mempengaruhi (Cox & Nkomo, 1986; Gundersen, Tinsley, & Terstra, 1996; Kreitner & Kinicki, 2001; Tata, 2005; Millmore, Biggs, & Morse, 2007). Penilaian kinerja yang efektif memiliki pengukuran yang akurat, mekanisme penguatan, mampu mengidentifikasi kekurangan, dan memberikan informasi sebagai umpan balik kepada karyawan agar dapat meningkatkan kinerja mereka di masa yang akan datang (Schneier & Beatty, 1982).

B.     PERMASALAHAN DAN TUJUAN
Permasalahan yang diangkat dalam jurnal ini adalah sistem penilaian kinerja yang telah ada menurut karyawan sudah cukup untuk menggambarkan perilaku kinerja mereka secara umum, namun kurang mampu menggambarkan perbedaan kinerja antar bagian karena semua karyawan dinilai berdasarkan perilaku yang sama. Hal ini memunculkan pertanyaan, apakah sistem penilaian kinerja yang kurang tepat akan menghambat proses penilaian kinerja dan manajemen karir karyawan? Secara garis besar, penelitian ini akan mengevaluasi dan mengembangkan sistem penilaian kinerja yang ada dan memberikan gambaran mengenai proses tersebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengembangkan sistem penilaian kinerja yang telah ada dan menggambarkan proses pengembangan sistem penilaian kinerja di sebuah perusahaan ritel dan pasar swalayan.

C.     PARTISIPAN DAN METODE
Subjek penelitian adalah manajemen PT HKS, yang akan mengambil dua bagian yaitu bagian kasir dan bagian operasional yang terbagi lagi menjadi dua yaitu operasional pramuniaga fashion dan pramuniaga super-market sebagai perwakilan subjek dalam pengembangan sistem penilaian kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu pengumpulan data dilakukan melalui dokumen perusahaan, wawancara dan observasi dengan beberapa karyawan yaitu koordinator bagian kasir, bagian fashion, di bagian supermarket, serta supervisor masing-masing bagian dan juga supervisor personalia.

D.    HASIL
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa para karyawan yang telah bekerja sejak awal berdirinya perusahaan mendapatkan penilaian kinerja setahun sekali, yang diberikan oleh atasan langsung. Beberapa karyawan lama dengan masa kerja di atas empat tahun, mengaku pernah mendapatkan penilaian kinerja sebanyak satu atau dua kali, namun mereka tidak mengingat kapan terakhir kali mereka mendapatkan penilaian tersebut. PT HKS telah memiliki sistem penilaian kinerja yang juga telah mengalami perubahan dan perbaikan satu kali, namun ketika perusahaan berada dalam fase berkembang seperti saat ini mereka lebih memfokuskan pada perluasan bisnis sehingga penilaian kinerja karyawan terabaikan.
Penilaian yang pernah mereka terima cukup menggambarkan perilaku kerja mereka secara umum, namun belum dapat membedakan perilaku kerja karyawan antar area atau divisi, meskipun penilaian tersebut sudah direvisi satu kali oleh supervisor personalia. Selain lembar penilaian yang lebih rinci dan dapat membedakan perilaku kerja antar bagian, waktu yang digunakan untuk melakukan penilaian kinerja juga mengalami hambatan yaitu tidak adanya jadwal penilaian yang dapat digunakan sebagai acuan.

E.     KESIMPULAN
Sistem penilaian kinerja yang tidak terlaksana dengan baik akan mempengaruhi persepsi karyawan terhadap manfaat dari sistem itu sendiri. Selain itu, karyawan juga akan merasa tidak mendapat perhatian dari perusahaan akan kontribusi mereka terhadap perkembangan perusahaan serta memunculkan persepsi negatif mengenai proses manajemen karir ataupun promosi yang ada bagi karyawan.
Evaluasi dan pengembangan sistem penilaian kinerja menggunakan strategi manajemen kinerja dari Grote mampu menjadi salah satu langkah sebagai solusi dalam pembuatan sistem penilaian kinerja baru. Seiring berjalannya waktu, perusahaan dapat berkembang dan menjadi lebih besar dalam menjalankan bisnisnya. Adanya evaluasi dan pengembangan sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, membuat perusahaan mampu menjadi jembatan antara karir dan potensi karyawan seiring perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.



Sabtu, 04 Oktober 2014

Psi. Manajemen. Perencanaan Bisnis.

Nama : Eva Jayanti Ruspita
Kelas : 3PA08
NPM : 12512573
PSIKOLOGI MANAJEMEN

Suatu bisnis bisa dikatakan sukses apabila mempunyai perencanaan yang matang. Perencanaan disini adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan bisnis yang akan dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini yang dimaksud tujuan adalah keuntungan yang sesuai dan memperkecil peluang rugi dalam bisnis tersebut. Perencanaan yang dibuat pun harus mampu menjawab pertanyaan 5W+1H. Mari kita simak perencanaan bisnis yang akan saya buat.

1.       WHAT
Apa bisnis yang dijalankan? Bisnis yang akan saya jalankan disini adalah bisnis binder kulit. Binder yang dimaksud disini bukan sekedar binder biasa yang toko-toko lainnya tawarkan, melainkan binder yang customernya itu sendiri dapat memesan gambar sesuai apa yang diinginkan serta bukan dari bahan plastik seperti binder pada umumnya, namun bahannya berasal dari kulit sintetis.  
2.       WHY
Mengapa saya memilih bisnis ini? Karena menurut saya bisnis ini unik, apalagi belum banyak toko yang menyediakan ini sehingga ‘saingan’ dalam bisnis ini pun tidak terlalu ketat. Selain itu, pelajar atau mahasiswa jaman sekarang ini menurut saya lebih menyukai hal yang unik dibanding dengan hal yang mainstream. Jadi menurut saya, bisnis ini cukup memiliki peluang di pasaran.
3.       WHERE
Dimana tempat yang sesuai untuk menjalankan bisnis ini? Karena sasaran pasar kami adalah kalangan pelajar atau mahasiswa maka tempat yang sesuai adalah lokasi yang strategis yaitu di dekat sekolah-sekolah atau kampus-kampus di Jakarta.
4.       WHEN
Dalam hal ini mungkin ada pasang surutnya karena berhubungan dengan musiman. Diperkirakan puncak permintaan akan meningkat ketika tahun ajaran baru karena pelajar atau mahasiswa yang baru masuk akan butuh binder ini. Namun, kami akan membuka toko setiap hari untuk mencegah permintaan yang overload.
5.       WHO
Siapa yang akan menjalankan bisnis ini? Saya sebagai owner, namun saya membutuhkan beberapa pekerja yang profesional dalam bidang jahit-menjahit kulit serta bagian marketing yang memasarkan produk ini.
6.       HOW

Bagaimana cara memasarkan produk ini? Selain menggunakan brosur yang disebar secara acak diberbagai tempat, kami pun juga akan memasarkan produk ini lewat internet. Rencananya kami juga akan membuat website, instagram, dan twitter untuk bisnis ini sehingga para konsumen yang berada di luar Jakarta pun tetap bisa membeli produk kami. Menurut kami, pemasaran lewat internet cukup menjanjikan karena sebagian besar pelajar atau mahasiswa aktif di dunia maya tersebut sehingga kami memiliki peluang yang cukup besar dalam memperkenalkan produk kami.