Minggu, 18 Januari 2015

Stres dan Konflik Dalam Manajemen

Nama : Eva Jayanti Ruspita
NPM : 12512573
Kelas : 3PA08
Psikologi Manajemen
Stres dan Konflik dalam Manajemen
Konflik dalam manajemen
Dalam suatu organisasi, perselisihan atau konflik adalah hal yang sering terjadi dan tidak dapat dihindari. Konflik dapat memberikan pengaruh positif atau negatif. Konflik organisasi adalah ketidaksesuaian paham antara dua orang anggota organisasi atau lebih, yang timbul karena fakta bahwa mereka harus berbagi dalam hal mendapatkan sumber-sumber daya yang langka atau aktivitas-aktivitas pekerjaan, dan atau karena fakta bahwa mereka memiliki status-status, tujuan-tujuan, nilai-nilai atau persepsi-persepsi yang berbeda-beda (Stoner & Wankel. 1980:216).
Konflik dalam organisasi timbul sebagai adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Menurut Handoko (1995:354), penyebab konflik adalah sebagai berikut:
1.      Komunikasi
Salah pengertian berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2.      Struktur
Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3.      Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.

Bentuk konflik
a.       Substantive Conflict, yaitu konflik secara substansi yang meliputi ketidaksesuaian paham tentang hal-hal seperti tujuan, alokasi sumber daya, distribusi imbalan, kebijaksanaa dan prosedur-prosedur serta penugasan pegawai
b.      Emotional Conflict, yaitu timbul karena perasaan-perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menentang, maupun bentrokan-bentrokan kepribadian.

Penyelesaian konflik
1.      Bersikap tidak peduli.
2.      Menekannya. Menekan konflik yang terjadi menyebabkan menyusutkan dampak konflik yang negatif, tetapi tidak mengatasi. Menekan hanya sebuah pemecah konflik yang semu.
3.      Menyelesaikannya.

Stres dalam Manajemen
Stres dapat dikatakan sebagai akibat dari konflik. Stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan pada karyawan ditempat kerja dimana dapat disebabkan karena tuntutan kerja yang terlalu banyak atau hubungan yang buruk antar karyawan. Stres dalam tiap orang berbeda-beda tergantung bagaimana orang tersebut memberikan respon terhadap tuntutan atau tekanan dalam pekerjaannya. Dalam beberapa kasus, stres tidak selalu bernilai negatif ada juga yang bernilai positif. Misalnya, beberapa orang bekerja lebih baik menjelang deadline dan dalam tekanan waktu, sementara yang lainnya mungkin menjadi problematis.
Stres di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu karyawan. Secara psikologis, timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan pada emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad mood, muram, bosan dan sikap kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku karyawan, seperti: menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen terhadap organisasi.
Sweeney dan McFarlin (2002:254-259) menyebutkan bahwa ada 3 hal yang dapat menyebabkan dan meningkatkan stres, yaitu:
a.       Pekerjaan
Pekerjaan dan jenis pekerjaan memiliki kadar stressor yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan resiko pekerjaan. Dapat dilihat skor stress pada perekrut personil atau bagian personalia ada sebesar 41,8.
b.      Faktor kepribadian
Stres pada tiap individu berbeda-beda sesuai dengan kepribadian individu yang setiap orangnya berbeda-beda. Setiap orang dengan kepribadian yang berbeda akan menafsirkan persoalan yang dihadapinya dengan berbeda pula.
c.       Perubahan
Perubahan sering dirasakan sebagai sesuatu yang tidak nyaman bagi kebanyakan orang dan organisasi, karena perubahan memiliki akibat yang mungkin tidak terkira, bisa baik atau buruk. Oleh karena itu banyak orang yang kurang menyukai perubahan, terutama perubahan yang mengancam zona nyaman yang selama ini ia miliki. Contoh dalam manajemen seperti perubahan struktur organisasi atau pemimpin.
Konflik dan stress adalah dua hal sering beriringan dalam perilaku organisasi. Keduanya memiliki masalah yang terkadang tidak bisa dihindari. Dari konflik dapat memicu hadirnya stres. Stress tiap individu berbeda-beda tergantung kepribadian individu tersebut dalam menghadapi masalah didepannya.







Referensi:
Stoner, James A.F., Charles Wankel, (1986), Management, 3-d, edition, Prentice Hall International Inc., London.
Sweeney, Paul D. & McFarlin, Dean B. (2002). Organizational Behavior: solution for management. International Edition. McGraw Hill Inc.
T. Hani Handoko (1995), Manajemen, Edisi 2 BPFE, Yogyakarta

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-CHAIRUL_FURQON/Artikel-konflik_%26_stres_dalam_organisasi.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar