Nama : Eva
Jayanti Ruspita
NPM : 12512573
Kelas : 3PA08
Psikologi
Manajemen
Stres dan Konflik dalam Manajemen
Konflik
dalam manajemen
Dalam
suatu organisasi, perselisihan atau konflik adalah hal yang sering terjadi dan
tidak dapat dihindari. Konflik dapat memberikan pengaruh positif atau negatif.
Konflik organisasi adalah ketidaksesuaian paham antara dua orang anggota
organisasi atau lebih, yang timbul karena fakta bahwa mereka harus berbagi
dalam hal mendapatkan sumber-sumber daya yang langka atau aktivitas-aktivitas
pekerjaan, dan atau karena fakta bahwa mereka memiliki status-status,
tujuan-tujuan, nilai-nilai atau persepsi-persepsi yang berbeda-beda (Stoner
& Wankel. 1980:216).
Konflik
dalam organisasi timbul sebagai adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan
pribadi, atau struktur organisasi. Menurut Handoko (1995:354), penyebab konflik
adalah sebagai berikut:
1.
Komunikasi
Salah
pengertian berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau
informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak
konsisten.
2.
Struktur
Pertarungan
kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian
yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas
atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja
untuk mencapai tujuan mereka.
3.
Pribadi
Ketidaksesuaian
tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan
pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.
Bentuk konflik
a.
Substantive
Conflict, yaitu konflik secara substansi yang meliputi
ketidaksesuaian paham tentang hal-hal seperti tujuan, alokasi sumber daya,
distribusi imbalan, kebijaksanaa dan prosedur-prosedur serta penugasan pegawai
b.
Emotional
Conflict, yaitu timbul karena perasaan-perasaan marah,
ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menentang, maupun
bentrokan-bentrokan kepribadian.
Penyelesaian konflik
1.
Bersikap tidak peduli.
2.
Menekannya. Menekan konflik yang terjadi
menyebabkan menyusutkan dampak konflik yang negatif, tetapi tidak mengatasi. Menekan
hanya sebuah pemecah konflik yang semu.
3.
Menyelesaikannya.
Stres
dalam Manajemen
Stres
dapat dikatakan sebagai akibat dari konflik. Stres kerja dapat diartikan
sebagai tekanan yang dirasakan pada karyawan ditempat kerja dimana dapat
disebabkan karena tuntutan kerja yang terlalu banyak atau hubungan yang buruk
antar karyawan. Stres dalam tiap orang berbeda-beda tergantung bagaimana orang
tersebut memberikan respon terhadap tuntutan atau tekanan dalam pekerjaannya. Dalam
beberapa kasus, stres tidak selalu bernilai negatif ada juga yang bernilai
positif. Misalnya, beberapa orang bekerja lebih baik menjelang deadline dan dalam tekanan waktu,
sementara yang lainnya mungkin menjadi problematis.
Stres
di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai konsekuensi pada individu karyawan.
Secara psikologis, timbul ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya
tekanan pada emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad mood,
muram, bosan dan sikap kasar. Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku
karyawan, seperti: menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen
terhadap organisasi.
Sweeney
dan McFarlin (2002:254-259) menyebutkan bahwa ada 3 hal yang dapat menyebabkan
dan meningkatkan stres, yaitu:
a. Pekerjaan
Pekerjaan dan jenis pekerjaan
memiliki kadar stressor yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan
resiko pekerjaan. Dapat dilihat skor stress pada perekrut personil atau bagian
personalia ada sebesar 41,8.
b. Faktor
kepribadian
Stres pada tiap individu
berbeda-beda sesuai dengan kepribadian individu yang setiap orangnya
berbeda-beda. Setiap orang dengan kepribadian yang berbeda akan menafsirkan
persoalan yang dihadapinya dengan berbeda pula.
c. Perubahan
Perubahan sering dirasakan sebagai
sesuatu yang tidak nyaman bagi kebanyakan orang dan organisasi, karena
perubahan memiliki akibat yang mungkin tidak terkira, bisa baik atau buruk. Oleh
karena itu banyak orang yang kurang menyukai perubahan, terutama perubahan yang
mengancam zona nyaman yang selama ini
ia miliki. Contoh dalam manajemen seperti perubahan struktur organisasi atau pemimpin.
Konflik
dan stress adalah dua hal sering beriringan dalam perilaku organisasi. Keduanya
memiliki masalah yang terkadang tidak bisa dihindari. Dari konflik dapat memicu
hadirnya stres. Stress tiap individu berbeda-beda tergantung kepribadian
individu tersebut dalam menghadapi masalah didepannya.
Referensi:
Stoner, James A.F.,
Charles Wankel, (1986), Management, 3-d,
edition, Prentice Hall International Inc., London.
Sweeney, Paul D. &
McFarlin, Dean B. (2002). Organizational
Behavior: solution for management. International Edition. McGraw Hill Inc.
T. Hani Handoko
(1995), Manajemen, Edisi 2 BPFE,
Yogyakarta
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-CHAIRUL_FURQON/Artikel-konflik_%26_stres_dalam_organisasi.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar