Nama: Eva Jayanti Ruspita
Kelas: 4PA08
NPM: 12512573
Sejarah AI
Artificial Intelligence (AI) atau
dapat disebut dengan kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin
seperti komputer dengan kemampuan menampilkan perilaku yang akan dianggap sama
cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. Selain itu, Minsky (dalam Kusrini, 2006) juga
menyebutkan bahwa kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara
membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. AI merupakan aplikasi komputer paling
canggih karena aplikasi ini berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.
Bibit AI pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah
General Electric menerapkan komputer yang
pertama kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahun 1956,
dan istilah kecerdasan buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu konferensi yang
dilaksanakan di Dartmouth College. Pada tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk
berfikir (membuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk
merancang program AI yang disebut General Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk digunakan
dalam memecahkan segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan
yang pertama kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer
yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset
yang terus menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid. (McLeod dan
Schell, 2008)
Hubungan AI
dengan kognisi manusia
Pada dasarnya AI atau kecerdasan buatan merupakan terobosan teknologi yang dibuat oleh manusia yang dipergunakan untuk memudahkan kerja manusia. AI dihasilkan dari adanya proses pemikiran manusia atau kognisi. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga, dan menilai (Suardi, 2015). Dalam arti lain kognisi terkait dengan kemampuan berfikir. Dengan adanya kemampuan berfikir dari manusia sehingga menghasilkan sesuatu yang sampai saat ini masih digunakan dan sangat membantu kerja manusia dalam segala bidang yaitu AI. Tanpa adanya kognisi manusia maka AI tidak akan tercipta, sekalipun pada dasarnya ada perbedaan antara AI dan kognisi manusia masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya namun jika ditinjau kembali AI dan kognisi manusia saling membutuhkan satu sama lain. AI tidak akan tercipta jika tidak ada kognisi manusia, dan manusia juga membutuhkan AI dalam kehidupannya sehari-hari. Berikut ini akan dijelaskan beberapa keuntungan AI dan keuntungan kecerdasan manusia menurut Kusrini (2006).
Keuntungan
kecerdasan buatan dibanding kecerdasan alamiah;
1. Lebih permanen
2. Memberikan kemudahakn dalam duplikasi dan penyebaran
3. Relative lebih murah dari kecerdasan alamiah
4. Konsisten dan teliti
5. Dapat didokumentasi
6. Dapat mengerjakan beberapa task dengan lebih cepat
dan lebih baik dibanding manusia
2. Dapat melakukan proses pembelajaran secara langsung,
sementara AI harus mendapatkan
masukan berupa symbol dan representasi-representasi
3. Menggunakan fokus yang luas sebagai AI referensi untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, AI menggunakan fokus yang sempit.
3. Menggunakan fokus yang luas sebagai AI referensi untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, AI menggunakan fokus yang sempit.
Komputer yang
menggunakan AI dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang objek, kegiatan (events), proses dan dapat memproses sejumlah besar informasi dengan
lebih efisien daripada yang data dikerjakan manusia. Namun di sisi lain, dengan menggunakan insting, manusia
dapat melakukan hal yang sulit untuk deprogram pada komputer. Manusia dapat
mengenali (recognize) hubungan antara
beberapa hal, menilai kualitas dan
menemukan pola yang menjelaskan hubungan tersebut.
Daftar pustaka:
McLeod, R., dan
Schell, G. P. (2008). Sistem informasi
manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Kusrini. (2006).
Sistem pakar, teori, dan aplikasi.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Suardi, M.
(2015). Belajar dan pembelajaran.
Yogyakarta: Deepublish
Tidak ada komentar:
Posting Komentar